Ini apa?

In Construction

Rabu, 29 Februari 2012

TIPS UNIK BERKAITAN DENGAN HP ANDA

5 TIPS UNIK BERKAITAN DENGAN HP ANDA


1. Nomor darurat.
Nomor darurat untuk telepon genggam adalah 112. Jika Anda sedang di daerah yang sulit menerima sinyal HP dan perlu memanggil pertolongan, silahkan tekan 112, maka HP akan mencari network yang ada untuk menyambungkan nomor darurat bagi Anda. Yang menarik, nomor 112 dapat ditekan biarpun keypad di-lock. Cobalah.

2. Baterai cadangan tersembunyi
Kalau baterai HP Nokia Anda hampir habis, padahal Anda sedang menunggu telpon penting, silahkan tekan *3370#, maka telpon Anda otomatis restart dan baterai akan bertambah 50%. Baterai cadangan ini akan terisi waktu Anda mencharge HP Anda.

3. Kunci remote mobil Anda ketinggalan di dalam mobil?
Kalau kunci Anda ketinggalan di dalam mobil dan remote cadangannya di rumah, maka telponlah orang rumah dengan HP, lalu dekatkan HP Anda ke mobil kurang lebih 30cm, dan minta orang rumah untuk mendekatkan remotenya ke telepon yang dipakainya lalu menekan tombol pembuka pada remote cadangan tersebut. Voila... mobil Anda pun akan terbuka!

4. Cek keabsahan mobil/motor (Jakarta area only)
Contoh: Ketik metro b86301o (nomer polisi kendaraan), kirim ke 1717, nanti akan ada balasan dari kepolisian mengenai data� kendaraan tersebut. Tips ini juga berguna untuk mengetahui database mobil bekas yang hendak Anda beli/incar.

Bonus!!
Bila dirampok di ATM
Jika jiwa Anda terancam karena sedang ditodong penjahat dan Anda diminta untuk mengeluarkan uang dari ATM, maka Anda bisa minta pertolongan diam� dengan memberikan nomor pin secara terbalik. Misal nomer asli pin Anda 1234, bila diinput 4321 di ATM maka mesin tetap akan mengeluarkan uang tapi juga tanda bahaya ke kantor polisi tanpa diketahui penjahat tsb. Fasilitas ini tersedia di seluruh ATM tapi hanya sedikit orang yang tahu. Tolong sebarkan info ini kepada yang lain.
Semoga bermanfaat.

sumber :

Senin, 05 Desember 2011

Ruwat & Kirab Budaya Kota Malang 2011


Dalang Wayang yang sedang melakonkan cerita 
             
Apa itu Ruwat? Kalau anda mengira ruwat mirip sama ruwet itu salah besar. Oke, ini adalah pengertian ruwat atau ruwatan (kata kerjanya) dalam bahasa Jawa Kuno, ruwat berarti lebur (melebur) atau membuang, ruwatan adalah salah satu cara untuk melepaskan diri dari dominasi energi negatif yang dalam bahasa Jawa kuno disebut Sengkala dan Sukerta. Orang yang diruwat adalah orang yang ingin mengikis energi negatif (kesialan) berupa sengkala dan sukerta yang melekat pada dirinya, yaitu diri setiap orang sebagai efek dari dosa dan kesalahan.

            Namun uniknya tak hanya orang saja yang harus diruwat untuk membuang sial, dijauhkan dari bencana. Namun, Kota Malang dan alam semesta, juga diruwat agar dijauhkan dari rasa sial. Dalam "Ruwatan Bhumi Kota Malang" itu, ditampilkan kirab budaya mengeliling tugu yang menjadi maskot Kota Malang.



            Acara ruwatan itu dimulai sekira pukul 09.00 hingga pukul 10.00 WIB, Sabtu (3/12/2011) di depan balaikota Malang, tepatnya di bundaran tugu Kota Malang. Acara tersebut dijadwalkan menjadi acara tahunan Kota Malang. Sebelum acara ruwatan, diawali dengan kirab budaya. Dalam kirab budaya itu, ditampilkan berbagai jenis kebudayaan Malangan. Seperti, Jaran Kepang, Reog Ponorogo, Sakeraan, topeng malangan, dan beberapa jenis budaya khas Malang. Uniknya pengisi  beberapa acara kesenian itu ditampilkan oleh anak-anak umur sekolah. Jadi, bukan hanya maestro-maestro (bingung mau make istilah apa) kesenian saja yang bisa unjuk gigi, tapi juga generasi muda yang mewarisi dan menjaga kesenian tersebut agar tidak punah juga unjuk kebolehan disana.






         Tidak hanya budaya asli Malang saja (budaya Indonesia umumnya), namun juga budaya etnis China yang sudah menyatu dengan budaya Masyarakat Malang seperti Wayang Cina (lupa apa namanya) dan Barongsai. Selain itu pawai kesenian itu juga diisi kesenian bermacam agama seperi kesenian marawis (terbangan kalo Orang Jawa bilang) mewakili budaya Islam, ada juga kesenian agama Hindu, Budha, dan Kristen yang diwakili masing-masing gerejanya.

Kesenian Wayang Cina dan Barongsai

Betapa acara ini menunjukkan bahwa budaya Kota Malang itu kompleks dan penuh perbedaan (kiranya ini adalah hakikat dari semboyan Bhineka Tunggal Ika), perbedaan itu bukan penghalang untuk membina persatuan, malah menjadikan kaya akan khasanah budayanya. Kirab itu menjadi tontonan menarik para pengunjung. Kira-kira ribuan yang menonton acara ruwatan tersebut (jadi bisa dibayangkan gimana macetnya jalanan waktu itu, tapi nggak apa-apalah buat acara yang bagus kayak gini). Semoga nantinya Kota Malang , dan Indonesia umumnya dijauhkan dari mara bahaya. Amin

Sumber : beritajatim.com

Sabtu, 17 September 2011

sejarah rokok di Indonesia

Apakah anda perokok? Kalo iya, apakah anda sudah mengetahui bagaimana rokok ini bermula di Indonesia. Sekedar untuk mengingatkan atau paling tidak mengetahui sejarah rokok di Indonesia.Dari segi bahan, rokok mempunyai beberapa istilah. Yang dimaksud dengan rokok atau sigaret adalah terbuat dari daun tembakau, dan kretek adalah rokok dengan aroma dan rasa cengkeh.



Jadi rokok kretek adalah rokok yang dibuat dari daun tembakau dan mempunyai campuran aroma dan rasa cengkeh. Masyarakat Jawa sebagai perokok pertama, juga mengenal istilah rokok putih, sebutan untuk rokok tanpa cengkeh ( Joglosemar, 2003 )

Ada pula istilah rokok klobot yang terbuat dari daun jagung kering yang diisi dengan daun tembakau murni dan cengkeh.

Haji Jamhari diyakini sebagai pencipta rokok kretek dan mempopulerkannya pada sekitar tahun 1880. Rokok kretek buatannya sangat ampuh sebagai obat dengan racikan khas cengkeh dan tembakau. Haji Jamhari meninggal dunia pada tahun 1890, ketika sejumlah warga Kudus mulai mengikuti jejaknya membuat dan menjual rokok kretek, yang waktu itu masih dibungkus daun jagung kering dan disebut rokok klobot sesuai istilahnya dari dulu sampai sekarang.
Adalah M Nitisemito yang juga dipercaya sebagai penemu dari rokok kretek ( Joglo Semar , 2003 ) M Nitisemito berasal dari Kudus, sekitar 50 km arah timur Semarang, Jawa Tengah.

Sekitar tahun 1906, Nitisemito menderita batuk dan asma yang tak kunjung sembuh. Dikarenakan keputusasaan dalam menghadapi sakitnya, ia mencampur tembakau dicampur dengan cengkeh yang telah digiling dan dibungkus dengan daun jagung kering yang kemudian disebutnya sebagai rokok klobot.

Nitisemito pun merasa sehat setelah merokok klobot tersebut dan bermaksud menularkan kebiasaannya tersebut secara luas kepada masyarakat.





Terlepas dari siapa yang menemukan rokok kretek untuk pertamakalinya, M Nitisemito adalah orang pertama yang memperdagangkan rokok kretek dengan kemasan dan diberi merek.

Sebelumnya, Nitisemito hanyalah seorang priyayi yang senang merokok klobot sekaligus sebagai pedagang tembakau. Perkenalannya dengan dunia usaha rokok berawal dari pertemuannya dengan Nasilah, yang seorang pembuat dan penjual rokok klobot. Para pelanggannya adalah para buruh, penjaja, atau pedagang kaki lima dan sais dokar yang ada disekitar rumahnya.

Jalinan kerjasama antara Nitisemito dan Nasilah yang kemudian menjadi suami istri inilah merupakan titik balik sejarah industrialisasi rokok kretek di Indonesia. Dibawah bendera perusahaannya, NV Bal Tiga, Nitisemito menjual rokok kretek tersebut dengan merk Bal Tiga yang bermoto : “Djangan Loepa Saja Poenja Nama”.

Inilah rokok kretek pertama di Indonesia yang dicetak dengan baik dan menggunakan merk. Namun nasib perusahaan Nitisemito tak semulus perkembangan rokok kretek ciptaannya. Perusahaannya mengalami bangkrut pada tahun 1953, disebabkan karena ketidak mampuannya bersaing dengan pesaing yang semakin banyak menyusul tumbuh pesatnya industri rokok kretek ( Joglosemar, 2003 )

Selain Bal Tiga, tercatat merek lain yang muncul hampir bersamaan di Kudus. Pada tahun 1913 berdirilah perusahaan rokok Goenoeng dan Klapa yang didirikan oleh M Atmowijoyo.

Namun M Atmowijoyo tidak mengubah usahanya menjadi sebuah industri seperti halnya yang dilakukan oleh M Nitisemito. Hingga saat ini, perusahaan yang memproduksi merek Goenoeng dan Klapa masih memproduksi rokok klobot yang dibuat dengan tangan dan diikat dengan tali rami

Sejarah juga mencatat sejumlah perusahaan yang mengikuti jejak Nitisemito mendirikan industri rokok. Perusahaan rokok tersebut antara lain Nojorono yang didirikan tahun 1932.

Nojorono dibangun oleh Tjoa Kang Hay dan dua kakaknya yaitu Tan Tjiep Siang dan Tan Kong Ping dengan nama perusahaan Trio. Produk-produk yang dihasilkan antara lain adalah Astrokoro, 555, dan Kaki Tiga.

Beberapa waktu kemudian Tjoa Kang Hay meninggalkan perusahaan Trio untuk kemudian bekerjasama dengan pengusaha dari Kudus yaitu Ko Djie Siong dan Tan Djing Dhay untuk mendirikan perusahaan Nojorono. Produk yang masih terkenal sampai saat ini adalah Minak Djinggo



Perkembangan pabrik rokok kretek pun lebih banyak berkembang di pulau Jawa.

Tercatat beberapa pabrik rokok besar di pulau Jawa misalnya Djambu Bol yang didirikan tahun 1937 oleh Haji Roesjdi Ma’roef, Sukun, Jarum di Jawa Tengah serta Bentoel, Gudang Garam, dan Sampurna di Jawa Timur

Termasuk beberapa pabrik kecil lainnya misalnya Menara di Solo, Retjo Pentoeng di Kediri, atau Pompa di Semarang

Hal ini menunjukkan bahwa rokok merupakan lahan usaha yang berkembang pesat dan menjanjikan dalam bidang perekonomian, baik bagi pengusaha, maupun bagi pemerintah dengan pendapatan dari pajaknya .sumber

Jumat, 03 Juni 2011

Sejarah lambang Garuda Pancasila dan Kontroversinya

Sebelumnya saya hanya ingin mengemukakan beberapa informasi tentang lambang Garuda Pancasila yang mungkin banyak diantara kita belum mengetahuinya. Segala kontroversi tentang makna dan siapa pencipta sebenarnya saya dapatkan dari literatur di Internet. Jadi, bila ada kesalahan informasi dapat ditambahkan di komentar ini.

          
             Lambang negara kita yaitu Garuda Pancasila, ternyata masih kontroversi siapa penciptanya. Nasibnya tidak seperti lagu Indonesia Raya yang semua orang juga tahu yaitu WR Supratman. Atau penjahit pusaka bendera merah putih yaitu Ibu Fatmawati. Karena mereka itu telah diakui oleh negara. Semua lancar-lancar saja, tidak ada yang memperdebatkan. Namun khusus untuk lambang Negara Indonesia ini, hingga saat ini belum 'diputuskan' siapa yang akan diakui, apakah Moh. Yamin ataukah Sultan Hamid II. Malah sekarang ada lagi nama baru yaitu Dirk Rühl dan Basuki Resobowo.
            Sejarah memang sangat dipengaruhi oleh pemerintah yang berkuasa. Contohnya di masa pemerintahan order baru, Moh. Yamin lah yang diakui sebagai pencipta lambang Garuda Pancasila. Begitulah yang tertulis di buku-buku sejarah.Namun, sekarang ini jamannya internet. Orang bisa mendapatkan informasi dari berbagai sumber dengan mudah. Pendapat yang berbeda bisa muncul dan tersebar dengan cepat ke segala penjuru dunia. Pemerintah tidak bisa lagi semaunya menentukan sejarah seperti jaman Suharto.
            Hingga kini, belum jelas jawabannya siapa sebetulnya perancang logo lambang negara itu. Ada yang bilang Mohammad Yamin karena dikenal kepakarannya pada hal-hal berbau mitologi. Ada yang bilang Sultan Hamid II karena beliau adalah koordinator Panitia Lencana Negara. Ada lagi nama perupa Basuki Resobowo yang disebut-sebut sebagai pemenang lomba sayembara membuat lambang Negara sejak 1947 lewat organisasi SIM, Pelukis Rakyat, PTPI, dan KPP bagian kesenian. Juga perupa Prancis Dirk Ruhl Jr yang dijagokan Bung Karno karena paham semiotik dan namanya ada dalam isi nota pengantar Sultan Hamid II kepada Soekarno tertanggal 20 Maret 1950 saat menyerahkan sketsa terakhir bikinan Ruhl sebelum mendapat sentuhan terakhir perupa istana Dullah.
            Nama Sultan Hamid II dan Basuki Resobowo kita tahu memang (di)hilang(kan) lantaran “kelakuan” mereka dalam arus sejarah. Sultan Hamid II dianggap oleh pemerintah terlibat dalam “Pemberontakan Pejambon” 1950 dan Basuki adalah perupa Lekra dan dekat dengan PKI yang jadi bahaya laten sejak 30 September 1950. Adapun nama Dirk Rühl, muncul di situs Kantor Berita ANTARA. Dalam arsipnya tertanggal 16 Maret 1950, ANTARA menyebut Dirk Rühl adalah perancang lambang negara Republik Indonesia Serikat (RIS) yang bertemakan Bhinneka Tunggal Ika. Diberitakan bahwa Presiden Sukarno dan Panitia Lencana Negara menugaskan Dirk Rühl untuk mengadakan perubahan dan penyesuaian lambang RIS. Ia waktu itu tinggal di Bandung dan diminta untuk datang ke Jakarta. sumber 

Berikut adalah versi perjalanan sejarah lambang Burung Garuda           
             Sewaktu Republik Indonesia Serikat dibentuk, Sultan Hamid II diangkat menjadi Menteri Negara Zonder Porto Folio dan selama jabatan menteri negara itu ia ditugaskan Presiden Soekarno merencanakan, merancang dan merumuskan gambar lambang negara.Tanggal 10 Januari 1950 dibentuk Panitia Teknis dengan nama Panitia Lencana Negara di bawah koordinator Menteri Negara Zonder Porto Folio Sultan Hamid II dengan susunan panitia teknis Muhammad Yamin sebagai ketua, Ki Hajar Dewantoro, M. A. Pellaupessy, Mohammad Natsir, dan RM Ngabehi Purbatjaraka sebagai anggota. Panitia ini bertugas menyeleksi usulan rancangan lambang negara untuk dipilih dan diajukan kepada pemerintah. 


Lambang Garuda Pertama Kali
              Merujuk keterangan Bung Hatta dalam buku “Bung Hatta Menjawab” untuk melaksanakan Keputusan Sidang Kabinet tersebut Menteri Priyono melaksanakan sayembara. Terpilih dua rancangan lambang negara terbaik, yaitu karya Sultan Hamid II dan karya M. Yamin. Pada proses selanjutnya yang diterima pemerintah dan DPR adalah rancangan Sultan Hamid II. Karya M. Yamin ditolak karena menyertakan sinar-sinar matahari dan menampakkan pengaruh Jepang. Setelah rancangan terpilih, dialog intensif antara perancang (Sultan Hamid II), Presiden RIS Soekarno dan Perdana Menteri Mohammad Hatta, terus dilakukan untuk keperluan penyempurnaan rancangan itu.


                Pada tanggal 8 Februari 1950, rancangan final lambang negara yang dibuat Menteri Negara RIS, Sultan Hamid II diajukan kepada Presiden Soekarno. Rancangan final lambang negara tersebut mendapat masukan dari Partai Masyumi untuk dipertimbangkan, karena adanya keberatan terhadap gambar burung garuda dengan tangan dan bahu manusia yang memegang perisai dan dianggap bersifat mitologis.
              Sultan Hamid II kembali mengajukan rancangan gambar lambang negara yang telah disempurnakan berdasarkan aspirasi yang berkembang, sehingga tercipta bentuk Rajawali – Garuda Pancasila dan disingkat Garuda Pancasila. Presiden Soekarno kemudian menyerahkan rancangan tersebut kepada Kabinet RIS melalui Moh Hatta sebagai perdana menteri.
                 AG Pringgodigdo dalam bukunya “Sekitar Pancasila” terbitan Departemen Hankam, Pusat Sejarah ABRI menyebutkan, rancangan lambang negara karya Sultan Hamid II akhirnya diresmikan pemakaiannya dalam Sidang Kabinet RIS. Ketika itu gambar bentuk kepala Rajawali Garuda Pancasila masih “gundul” dan “’tidak berjambul”’ seperti bentuk sekarang ini. Inilah karya kebangsaan anak-anak negeri yang diramu dari berbagai aspirasi dan kemudian dirancang oleh seorang anak bangsa, Sultan Hamid II Menteri Negara RIS. Presiden Soekarno kemudian memperkenalkan untuk pertama kalinya lambang negara itu kepada khalayak umum di Hotel Des Indes, Jakarta pada 15 Februari 1950.



                  Penyempurnaan kembali lambang negara itu terus diupayakan. Kepala burung Rajawali Garuda Pancasila yang “gundul” menjadi “berjambul” dilakukan. Bentuk cakar kaki yang mencengkram pita dari semula menghadap ke belakang menjadi menghadap ke depan juga diperbaiki, atas masukan Presiden Soekarno. Tanggal 20 Maret 1950, bentuk akhir gambar lambang negara yang telah diperbaiki mendapat disposisi Presiden Soekarno, yang kemudian memerintahkan pelukis istana, Dullah, untuk melukis kembali rancangan tersebut sesuai bentuk akhir rancangan Menteri Negara RIS Sultan Hamid II yang dipergunakan secara resmi sampai saat ini.


                 Untuk terakhir kalinya, Sultan Hamid II menyelesaikan penyempurnaan bentuk final gambar lambang negara, yaitu dengan menambah skala ukuran dan tata warna gambar lambang negara di mana lukisan otentiknya diserahkan kepada H. Masagung, Yayasan Idayu Jakarta pada 18 Juli 1974. Sedangkan Lambang Negara yang ada disposisi Presiden Soekarno dan foto gambar lambang negara yang diserahkan ke Presiden Soekarno pada awal Februari 1950 masih tetap disimpan oleh Kraton Kadriyah, Pontianak. Dari transkrip rekaman dialog Sultan Hamid II dengan Masagung (1974) sewaktu penyerahan berkas dokumen proses perancangan lambang negara, disebutkan “ide perisai Pancasila” muncul saat Sultan Hamid II sedang merancang lambang negara. Dia teringat ucapan Presiden Soekarno, bahwa hendaknya lambang negara mencerminkan pandangan hidup bangsa, dasar negara Indonesia, di mana sila-sila dari dasar negara, yaitu Pancasila divisualisasikan dalam lambang negara. sumber

Namun ada beberapa pendapat yang mengatakan bahwa Lambang Garuda Pancasila tidak sesuai dengan nilai-nilai asli Bangsa Indonesia dengan. Berikut adalah yang saya temukan :
                   Entah secara kebetulan atau tidak, ternyata Pancasila merupakan ajaran moral agama Budha. Dalam sebuah referensi disebutkan bahwa Pancasila merupakan filosofi negara Indonesia yang istilahnya diambil dari bahasa Sansakerta yang berarti lima tingkah laku baik. Pancasila sendiri merupakan ajaran dasar moral agama Budha, dimana ajaran tersebut dianut oleh pengikut Siddharta Gautama. Bahasa Pāli (पाऴि) adalah sebuah bahasa Indo-Arya dan merupakan sebuah bahasa prakerta atau prakrit. Bahasa ini digunakan sebagai bahasa pengantar Sang Budha saat menerangkan ajarannya. Bahasa yang dipakai dalam kitab suci Tipitaka atau Tripitaka (lih. Wikipedia).

                   Jadi, secara umum, si penulis dapat menarik suatu benang merah dan simpulan bahwa terminologi Pancasila lebih tepat dikatakan berasal dan berakar pada ajaran agama Budha bukan pada akar kepribadian bangsa Indonesia secara umum.

                   Lantas, kenapa Pancasila dianggap SAKTI? Apakah Pancasila merupakan sebuah benda atau wujud atau sesuatu yang dianggap sebagai objek selayaknya Keris yang dilabeli kata SAKTI menjadi KERIS SAKTI?. Dimanakah letak sebenarnya Kesaktian Pancasila itu sementara Pancasila sendiri setuju atau tidak setuju tidak lagi ditaati sebagai sebuah jiwa yang menyatu pada diri bangsa Indonesia. Dimanakah letak Kesaktia Pancasila itu sementara Pancasila sendiri memiliki arti dan makna yang berbeda di setiap rezim yang memimpin negara ini? Lantas, apakah ada perbedaan kesaktian antara Kesaktian Pancasila dengan istilah KERIS SAKTI, KERA SAKTI, PUSAKA SAKTI, BIMA SAKTI, atau SAKTI MANDRAGUNA misalnya? Sekedar info, ternyata terminology kata SAKTI Sakti (kekuatan, kekuasaan atau energi) adalah sebuah konsep ajaran agama Hindu atau perwujudan dari aspek kewanitaan Tuhan (Baca: Dewata).

                 Sementara itu, lambang burung Garuda yang sering menjadi satu kesatuan frase dengan kata Pancasila menjadi GARUDA PANCASILA ternyata memiliki dasar filosofis tersendiri yang oleh beberapa kalangan disebut berasal dari akar Yahudi. “Burung Garuda” memang ada dalam mitologi Hindu yang pernah menjadi agama mayoritas Indonesia di masa lalu, namun pada masa kemerdekaan, Hindu tidak lagi memiliki pengaruh yang signifikan.”

               “Agama Islam sendiri sebagai agama mayoritas rakyat Indonesia setelah era Hindu juga tidak mengenal simbol “burung Garuda”. “Burung Garuda” juga tidak pernah benar-benar ada karena hanya sebuah mitos, berbeda dengan burung elang botak yang merupakan binatang asli Amerika. Karena bukan simbol asli bangsa Indonesia maka tidak ada lain simbol “burung Garuda” mengadopsi simbol-simbol kebudayaan asing yang memang memuja-muja simbol “burung mirip Garuda”, yaitu Yahudi yang gerakan Fremasonry-nya sangat berpengaruh sampai saat ini.”

                Orang-orang yang merancang simbol “burung Garuda” sebagai simbol negara adalah Sultan Hamid II, Ki Hajar Dewantoro dan Muhammad Yamin. Ketiganya adalah pengikut gerakan Vrijmeselarij dan Theosofi. Sedangkan Presiden Soekarno yang menetapkan simbol “burung Garuda” sebagai lambang negara juga berada dalam pengaruh Fremasonry melalui ayahnya yang merupakan anggota Perhimpunan Theosofi Surabaya.

                Untuk menguak korelasi simbologi antara Simbol-Simbol Negara RI dengan Yahudi dan Zionisme silakan banyak membaca buku-buku karangan Herry Nurdi (Jejak Freemason & Zionis Di Indonesia, Penerbit Cakrawala); Ridwan Saidi (Fakta dan Data Yahudi di Indonesia), dan Muh Thalib & Irfan S Awwas (Doktrin Zionisme dan Ideologi Pancasila, Penerbit Wihdah Press). sumber                 
Tanggapan setiap orang-orang bisa berbeda. Tetapi jangan mudah percaya tanpa disertai banyak bukti pendukung. Harap koreksi saya jika banyak kesalahan dalam tulisan ini.

Kamis, 02 Juni 2011

Lampu LED, Lampu Ramah Lingkungan

lapu LED
lampu pijar biasa














                          Jakarta - Bagi rumah masa kini, memilih pencahayaan melalui lampu sama pentingnya dengan memilih perabotan atau warna cat rumah. Mengapa? Karena lampu yang berbeda bisa menciptakan mood ruangan dan efek yang berbeda pula. Sekarang adalah waktu terbaik bagi pemilik rumah untuk melirik teknologi lampu dengan LED, yang memberikan banyak keunggulan dan manfaat bagi rumah Anda!

                         Lampu LED diprediksi akan menjadi kebutuhan utama perumahan dan perkantoran, menggantikan teknologi bola lampu yang ada sekarang, lampu LED lebih hemat energi dan nyaman digunakan. Dan yang paling penting, efek pencahayaan lampu LED dapat mengubah suasana di ruangan-ruangan rumah Anda!
Quote:
Apa perbedaan lampu LED dengan lampu berteknologi lainnya? Bagaimana lampu-lampu LED dapat dimanfaatkan untuk menciptakan suasana baru di rumah Anda? Mari simak ulasannya.
Quote:
                        Perbedaan yang menjadi keunggulan lampu LED dengan teknologi lampu lainnya adalah sebagai berikut:
    * Mengurangi tagihan listrik, karena lampu LED lebih hemat energi hingga 80% dibandingkan lampu pijar atau halogen biasa.
    * Ramah lingkungan dan sehat, karena lampu LED bebas merkuri.
    * Lebih jarang diganti karena lampu LED lebih awet. Rata-rata lampu LED hidup selama 25.000 jam
    * Tidak memancarkan radiasi UV.
Quote:
Sekarang, pemilik rumah harus mulai mempertimbangkan menggunakan lampu dengan teknologi LED karena lampu LED memiliki manfaat-manfaat berikut ini:

    * Dengan lampu LED, pemilik rumah memiliki pilihan untuk menciptakan suasana yang mewah untuk setiap ruangan di rumah.
    * Lampu LED ,cahayanya dapat diredupkan, memiliki efek cahaya warna putih yang hangat, putih yang sejuk, atau cahaya gemerlap.
    * Lampu LED nyaman, karena memancarkan warna putih yang natural
    * Soket lampu LED sama dengan lampu-lampu biasa, sehingga sangat mudah untuk berpindah ke lampu

http://www.detiknews..com/read/2011/05/19/140600/1642539/723/lampu-led-teknologi-lampu-untuk-rumah-masa-kini

Jumat, 27 Mei 2011

                 Tahukah Anda bahwa ilmuwan, filsuf, dan penemu seperti Albert Einstein, Plato, Aristoteles, Socrates, Confucius, Isaac Newton, dan Thomas Edison ternyata semuanya vegetarian? Hal ini menyebabkan para peneliti berusaha menemukan hubungan antara kecenderungan mengonsumsi makanan nondaging dan kecerdasan.

                British Medical Journal menerbitkan hasil penelitian tersebut, di mana peneliti mengukur IQ sejumlah responden pada usia 10 tahun dan kemudian mengikuti perkembangan mereka hingga umur 30 tahun. Data yang ada menunjukkan bahwa mereka yang menjadi vegetarian saat anak-anak memiliki IQ sekitar lima poin lebih tinggi daripada rata-rata orang dewasa yang bukan vegetarian.

                Mereka yang vegetarian juga lebih cenderung memiliki pekerjaan dan gelar yang lebih tinggi. Hal ini disebabkan, menurut para peneliti, pola makan yang kaya sayuran dan buah-buahan mampu meningkatkan kemampuan otak di antara manfaat kesehatan lain untuk meningkatkan kecerdasan.

               "Studi juga menunjukkan bahwa anak-anak vegetarian tumbuh lebih tinggi dan memiliki IQ lebih tinggi daripada teman-teman sekolahnya. Risiko untuk penyakit jantung, obesitas, diabetes, dan penyakit lain juga menurun untuk jangka panjang," demikian komentar People for Ethical Treatment of Animals (PETA), lembaga yang mengampanyekan hak-hak binatang.

               Namun, hasil penelitian ini masih menimbulkan pertanyaan. Apakah anak-anak yang cerdas memutuskan akan menjadi vegetarian ketika dewasa nanti, ataukah mereka menjadi vegetarian agar menjadi lebih cerdas? Mereka yang memiliki kecerdasan lebih tinggi mungkin lebih mempertimbangkan isu-isu etika, seperti mengenai kesejahteraan binatang, dan juga manfaat kesehatan dari mengonsumsi banyak sayuran.